Gagal Mudik
Sebelas November kemarin ada sebuah kejadian yang lumayan mengganggu, namun dengan kerelaan hati kami harus mengihlaskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Dan kami pun yakin ada rahasia dibalik ini semua.
Sudah diniati dari beberapa hari sebelumnya jikalau pada hari sabtu tanggal sebelas November ini kami akan mengisi hari libur dengan pulang ke desa. Selain memang sudah lama tidak pulang dan tak kuat menahan rasa kangen pada orang – orang yang kami sayangi, kami juga ingin memastikan bahwa beliau – beliau baik – baik saja. Bagiku mengetahui beliau – beliau baik – baik saja itu lebih melegakan dibanding dengan apapun.
Dipagi hari tidak ada yang beda dengan kegiatan kami seperti hari – hari biasanya. menyiapkan persiapan sekolah dan antar jemput sekolah anak lanang. Menjadi berbeda setelah anak lanang pulang karena seisi ruangan diisi nyanyian sumbang anak lanang dan lengkingan anak wadon yang seperti sinden sedang melakukan pertunjukannya, yang pada intinya itu semua adalah untuk segera berangkat ke desa.
hubungan anak lanang dan anak wadon dengan akung dan utinya itu sangat deket. maka dari itu aku pun nda berani bercanda kalo urusan ketemu akung dan utinya karena bisa ngamuk dua – duanya hehehehe.
Sekitar jam satu siang akung menghubungi kami untuk memastikan jadi pulang ke desa atau tidak. Dan waktu itu kami juga baru selesei siap – siap, dan selanjutnya apa yang akan kami bawa kami masukan semua kedalam mobil kami. Mobil yang kami gunakan termasuk mobil bandel yaitu Kijang Krista tahun 99. katanya ini mobil yang punya sifat tua – tua keladi.
Dan akhirnya jam dua siang kami berangkat dan pastinya nda lupa untuk minta keselamatan pada sang pencipta alam semesta ini.
oh ya kami tinggal disalah satu daerah di Semarang Timur sehingga untuk menuju desa kami yang lokasinya ada dibawah gunung Slamet maka kami memilih jalur tol. Dari kami berangkat belum ada sesuatu yang kami rasakan selain ingin cepat sampai desa untuk melepas kangen.
Namun setelah masuk tol Gayamsari dan mobil kami pacu kami merasakan brebet pada mesin awalnya aku kira tidak pas waktu oper gigi dan waktu itu kami masih merasa baik – baik saja sehingga masih terus kami pacu. dan setelah mendekati pintu tol kalikangkung dimana jalan agak menanjak brebet pada mesin semakin menjadi dan ini sudah bukan masalah salah oper gigi tapi kami yakin ini ada masalah pada mesin. akhirnya dari pintu tol kalikangkung aku minta pertimbangan dengan GARWO ( Sigaran Nyowo ) dan kami putuskan untuk putar balik dan pulang ke desa kami pending dengan rasa yang sangat berat.
Bukan hanya berat menahan rasa kangen dan ingin kumpul dengan beliau – beliau. tapi kami harus melakukan negosiasi tingkat tinggi dengan anak lanang dan anak wedon. setelah keluar pintu tol weleri kami bener – bener melakukan negosiasi tingkat tinggi dengan mereka dan sempat negosiasi cukup alot tapi akhirnya kami berhasil dengan bayar upeti es cream dan susu coklat.
Selanjutnya kami hanya fokus bagaimana cepet sampai rumah karena jarak sudah lumayan jauh dan kami harap dijalan tidak terjadi apa – apa. walaupun kami harus melewati itu dengan kondisi mobil yang tenaganya lumayan nda stabil. alhamdulilah dengan sayangnya gusti Allah kami bisa selamet sampai rumah.